Dua Puluh Tujuh
Hari ini, saya genap berusia 27 tahun.
Alhamdulillah. Bisa juga
sampai di titik ini. Padahal, waktu masih kelas 6 SD lah, saya selalu
mengira tidak akan melebihi usia 18 tahun. Benar. Waktu itu, saya yakin
tidak akan diberi umur panjang. Tidak tau kenapa saya punya pikiran
seperti itu. Mungkin kematian seorang teman main di kompleks,
meninggalkan trauma mendalam buat saya.
Dulu, waktu masih kecil,
saya kira, 25 tahun saya sudah akan jadi bapak-bapak. Ternyata…Hehe.
Saya masih belum merasa tua. Dan tidak ingin merasa tua!
Saya
harus menulis momen ini. Supaya sepuluh tahun kemudian–kalau saya
masih ada, tentu saja–saya bisa ingat. Bahwa ketika usia saya genap 27
tahun, saya sedang bekerja di ibukota. Di taman bermain yang sempat
menghebohkan Indonesia. Hehe.
Dan saya ada di sekeliling
teman-teman yang menyenangkan. Serta tentu saja, pacar yang menyayangi
saya. Hehe. Ini sebenarnya yang paling membedakan ulang tahun sekarang
dengan terdahulu. Bah. Curhat lagi nih. Gawat.
Yah,
Alhamdulillah. Pacar saya datang ke kantor membawa kue dari Dapur
Cokelat. Jadi, teman-teman di kantor yang sejak siang menagih traktiran
bisa sedikit terobati. Hehe. Terima kasih, sayang!
Walaupun,
kurang ajar juga tuh Dapur Cokelat. Pacar saya memesan cokelat
bergambar lidah Rolling Stones di atas kuenya. Tapi, mereka malah
memberi gambar sekelompok lelaki gondrong ’70-an di padang rumput.
Entah siapa mereka. Yang jelas, mbak Dapur Cokelat mengira itu The
Stones. “Kami browsing di internet juga loh mbak,” ucap mbak Dapur
Cokelat bangga kepada pacar saya.
Tidak mengurangi kelezatan kuenya memang. Tapi, merusak gambaran kue yang diharapkan Tetta, pacar saya.
Oya,
kembali soal menulis momen. Bukan apa-apa. Saya nyaris tidak ingat,
sepuluh tahun lalu, ketika saya genap berusia 17 tahun, saya sedang di
mana. Yang jelas, saya tidak merayakannya dengan siapa pun. Itu yang
saya ingat. Bahkan, siapa saja teman SMA yang tau ulang tahun saya
waktu itu, saya tidak ingat.
Ah sudahlah. Ijinkan saya tutup tulisan ini dengan kutipan lagu “I Don’t Want to Grow Up” dari The Ramones.
…
Alhamdulillah. Bisa juga
sampai di titik ini. Padahal, waktu masih kelas 6 SD lah, saya selalu
mengira tidak akan melebihi usia 18 tahun. Benar. Waktu itu, saya yakin
tidak akan diberi umur panjang. Tidak tau kenapa saya punya pikiran
seperti itu. Mungkin kematian seorang teman main di kompleks,
meninggalkan trauma mendalam buat saya.
Dulu, waktu masih kecil,
saya kira, 25 tahun saya sudah akan jadi bapak-bapak. Ternyata…Hehe.
Saya masih belum merasa tua. Dan tidak ingin merasa tua!
Saya
harus menulis momen ini. Supaya sepuluh tahun kemudian–kalau saya
masih ada, tentu saja–saya bisa ingat. Bahwa ketika usia saya genap 27
tahun, saya sedang bekerja di ibukota. Di taman bermain yang sempat
menghebohkan Indonesia. Hehe.
Dan saya ada di sekeliling
teman-teman yang menyenangkan. Serta tentu saja, pacar yang menyayangi
saya. Hehe. Ini sebenarnya yang paling membedakan ulang tahun sekarang
dengan terdahulu. Bah. Curhat lagi nih. Gawat.
Yah,
Alhamdulillah. Pacar saya datang ke kantor membawa kue dari Dapur
Cokelat. Jadi, teman-teman di kantor yang sejak siang menagih traktiran
bisa sedikit terobati. Hehe. Terima kasih, sayang!
Walaupun,
kurang ajar juga tuh Dapur Cokelat. Pacar saya memesan cokelat
bergambar lidah Rolling Stones di atas kuenya. Tapi, mereka malah
memberi gambar sekelompok lelaki gondrong ’70-an di padang rumput.
Entah siapa mereka. Yang jelas, mbak Dapur Cokelat mengira itu The
Stones. “Kami browsing di internet juga loh mbak,” ucap mbak Dapur
Cokelat bangga kepada pacar saya.
Tidak mengurangi kelezatan kuenya memang. Tapi, merusak gambaran kue yang diharapkan Tetta, pacar saya.
Oya,
kembali soal menulis momen. Bukan apa-apa. Saya nyaris tidak ingat,
sepuluh tahun lalu, ketika saya genap berusia 17 tahun, saya sedang di
mana. Yang jelas, saya tidak merayakannya dengan siapa pun. Itu yang
saya ingat. Bahkan, siapa saja teman SMA yang tau ulang tahun saya
waktu itu, saya tidak ingat.
Ah sudahlah. Ijinkan saya tutup tulisan ini dengan kutipan lagu “I Don’t Want to Grow Up” dari The Ramones.
…
I don’t wanna have to shout it out I don’t want my hair to fall out
I don’t wanna be filled with doubt I don’t wanna be a good boy scout
I don’t wanna have to learn to count I don’t wanna have the biggest amount
I don’t wanna grow up
I don’t wanna be filled with doubt I don’t wanna be a good boy scout
I don’t wanna have to learn to count I don’t wanna have the biggest amount
I don’t wanna grow up
…
I’d rather stay here in my room Nothin’ out there but sad and gloom
I don’t wanna live in a big old tomb on grand street
When I see the 5 o’clock news I don’t wanna grow up
Comb their hair and shine their shoes I don’t wanna grow up
Stay around in my old hometown I don’t wanna put no money down
I don’t wanna get a big old loan Work them fingers to the bone
I don’t wanna float on a broom Fall in love, get married then boom
How the hell did it get here so soon I don’t wanna grow up
0 Comments