Soleh Solihun Vs Deddy Corbuzier
Saya mewawancarai Deddy lebih dari setahun lalu, waktu masih bekerja di majalah sebelum ini, dalam rangka penulisan feature soal sulap dan membuat naskah cadangan untuk rubrik 20Q. Feature itu akhirnya malah dimuat di majalah tempat saya bekerja sekarang, dan naskah cadangan untuk rubrik 20Q itu jadi terbengkalai. Jadi, daripada tak dimuat sama sekali, lebih baik saya publikasikan di sini.
Teks Soleh Solihun
Foto Bayu Adhitya
Best Asian mentalist bicara soal rasanya mencabuti rambut, pentingnya memertahankan karakter dan kenapa keluarganya mirip dengan The Adams Family.
Q1
Sejak memutuskan untuk berdandan begini, Anda telah berkomitmen ya?
Yang namanya karakter, berarti mulai pagi hari, elo harus punya karakter. Banyak orang nanya, elo jalan-jalan ke mall aja, make up. Gue balik lagi, Kris Dayanti ke mall kan seperti biasa. Pemikiran gue begini, kenapa di teve dia seperti itu, karena dia ingin terlihat seperti itu. Harusnya dia punya tanggungjawab yang sama. Itu yang gue lakukan. Elo ketemu gue di manapun, elo akan melihat gue yang ada di teve. Jadi, masyarakat tidak menganggap itu hanya make up, hanya topeng.
Q2
Butuh kerja keras kan?
Ya rambut kan dicabutin dua hari sekali. Makanya sambil dicabutin sambil ngomong, cari duit susah, cari duit susah. [tertawa]. Tidak semudah itu kita bisa sukses. Apalagi gue mulainya dari nol.
Q3
Momen terberat dalam karir Anda?
Ya saat Kalina hampir mati. Latihan memang, tapi dengan lingkungan yang terkontrol. Pada saat itu, kami tidak mengharap akan selama itu. Tapi, in other hand, kami mengalahkan Houdini, karena lebih lama. [tertawa]. Jeleknya, dia pingsan, sampai gagal nafas. Itu momen yang paling berat. Dan itulah, sulap walaupun ada teknisnya, ada rahasianya, bukan sesuatu yang mudah. Salah sedikit, aja itu fatal. Apalagi permainan yang menyangkut diri.
Q4
Kalau dalam hal perjuangan meniti karir?
Kalau bicara perjuangannya, berat. Gue sempet show sama Indra Safera dan Titi DJ. Mereka diminta tanda tangan, gue ngangkut koper, nyari taksi. Belum lagi, tekanan dari teman-teman, orangtua, elo mau makan apa dari sulap? Cuma, orangtua saya waktu itu mengatakan, elo mau ngapain aja, asal kuliah elo selesaikan. Sulap itu the art of magic itu sebenernya seperti the art of dreaming. Apapun yang elo mimpikan, bisa elo wujudkan. Elo mimpi terbang, harus bisa terbang. Gue mimpi bisa prediksi masa depan, gue harus bisa memprediksi. Bikin orang seperti X Men gue harus bisa. Banyak magician yang merasa dia bisa mewujudkan mimpi-mimpinya, akhirnya mengabaikan formal education. Gue tidak menomorduakan formal education. Makanya gue punya master di Parapsikologi. Gue dosen tamu di UI, ngajar psikologi. Banyak seminar yang bukan sulap, bisnis, branding. Banyak magician yang uneducated. Very uneducated. Bagaimana mereka menjadikan sulap sebagai bisnis, kalau mereka uneducated. Itu juga salah satu penyebab sulap di Indonesia kurang berkembang. Mereka tidak mengerti, bahwa magic can be a very good business.
Q5
Berapa kali dalam setahun Anda memikirkan trik baru?
Ada sekali. Jadi, gue membuat sebuah program bahwa setiap tahun, gue harus ada sesuatu yang dibicarakan masyarakat. Contohnya, waktu itu nyetir nutup mata. Bantu polisi nyari bahan hilang. Pernah nebak headline KOMPAS. Itu semuanya under schedule. Terakhir kali gue muncul di serial TV, “Mentalist in Action” di TV7 tiga tahun lalu. PR kita harus kuat. Kebetulan PR-nya gue sendiri. Contohnya, gue bikin buku “Mantra,” ini buku psikologi, nggak ada sulapnya sama sekali. Nanti gue bakal nerbitin buku lagi, “The Book of Magic.” Buku sulap paling tebal di Indonesia. Paling komplit, mahal. Ada Romy Rafael, Demian, semua anak-anak Pentagram. Ada yang nanya, kenapa tahun lalu gue nggak buat apa-apa. oh, tahun lalu gue married. Gue nggak perlu buat apa-apa. Itu kan udah seperti sebuah jualan.
Q6
Ketika menikahi Kalina, Anda memikirkan soal dia bisa dibentuk sesuai imej Anda?
Oh iya, sudah dipikirkan. Sampai Kalina itu adalah nama ciptaan saya. Nama aslinya Rani. Ketika saya pacaran sama dia, saya ditanya wartawan, saya beri nama Kalina. Karena nama Rani tidak menjual. Dia model, tidak bisa sulap. Saya membuat karakter wanita yang bisa maen sulap. Model bok, apa gothic-nya? Akhirnya gue bikin semua hitam. Rambut dipanjangin.
Q7
Itu salah satu bukti keahlian Anda berkomunikasi?
Kalau mau dibilang, Kalina itu ciptaan, sosok Kalina itu nggak ada. Romy Rafael itu nggak ada, gue nyiptain Romy Rafael. Demian itu nggak ada, gue nyiptain sosok. Karakter itu gue yang nyiptain semua.
Q8
Waktu anak Anda ulang tahun, dia melakukan trik membengkokan sulap. Ini bagian dari promosi Anda?
Jadinya seperti The Adams Family ya. [tertawa]. Buat gue, sulap itu komoditi. Sesuatu yang memang bisa kita kembangkan. Balik lagi, seperti jual barang deh, yang mahal merk barangnya kan?
Q9
Punya pakaian selain warna hitam?
Kebetulan, gue nggak punya. Semua wardrobe pun. Sampai celana dalam gue. Mau lihat? [tertawa]. Nah, ini salah satu penciptaan karakter. Apa yang ingin masyarakat lihat. Makanya ada orang nanya, ‘kenapa sih elo pake item-item?’ supaya elo nanya. [tertawa]. Anak gue aja, gue pakein baju item-item. Makanya, banyak wartawan nanya, ini kan pemaksaan kehendak. Anak gue kan belum punya kehendak. Baru lahir dong.
Q10
Berapa banyak yang melihat sosok Anda di luar kostum ini?
Paling keluarga dan kru. Janjian sama orang biasa aja gue dandan. Temen lama aja, kadang-kadang gue make up-an.
Q11
Melelahkan?
Melelahkan melelahkan, boring ya boring. Tapi, then again it’s a matter of character. Gue nggak akan bisa membuang karakter itu. Kalau berubah sih bisa. Beberapa bulan lalu, sempet numbuhin jenggot dan kumis. Satu-satunya masyarakat melihat gue tanpa make up di teve ketika ayah gue meninggal. Mau ngomong apa? Ya itu kan, satu hal yang tiba-tiba. Kalau gue make up, namanya kurang ajar. Ini fleksibel, tapi dalam artian branding can be modified, but can not be changed.
Q12
Di situs, Anda mengaku best Asian mentalist? Tidak takut dikira sombong?
Oh nggak. Karena pada tahun 2003, ada perkumpulan magician di Asia yang mengadakan lomba sulap dan gue menang. perlombaan trik dan kreativitas. Ada beberapa permainan yang dianggap bagus. Terus performance gue dilihat juga.
Q13
Yang paling aneh yang pernah dikira orang tentang Anda?
Ada orang-orang yang datang ke gue mau pasang taruhan, judi bola. Karena ngelihat gue bisa nebak headline Koran. Bisa nggak minta tolong. Sampe ngemis-ngemis, bilang punya hutang seratus juta. Gue jawab jujur aja, kalau gue bisa gue pasang sendiri [tertawa]. Itu akhirnya gue terangin lagi, eh ini entertainment. Ini bukan hal-hal seperti itu.
Q14
Dan ada yang percaya Anda punya jin ya.
Oh kalau itu gue selalu bilang, gue punya banyak. Ada LEA, Levi’s. [tertawa]. Intinya kalau saya belum lihat, saya belum percaya. Sampai saat ini sih belum pernah. Wah susah banget ngelihatnya. Bagaimana caranya?
Q15
Pandangan Anda soal paranormal?
Saya tidak mengatakan efek-efek paranormal itu nggak ada. Tapi kalau di dunia sulap, kami bisa menduplikat efek-efek paranormal. Banyak paranormal yang palsu. Kalau gue mengatakan banyak, berarti bukan semuanya palsu. Ada yang asli? Oh gue belum ketemu. Karena gue nggak pernah nemuin paranormal. Ngapain gue nemuin paranormal? Jadi banyak yang palsu. But then again, it’s a good business buat mereka.
Q16
Waktu itu Anda pernah menantang paranormal untuk menebak tulisan di kertas yang Anda buat.
Gue nggak nantang paranormal. Tapi, nantang masyarakat. Paranormalnya aja yang merasa tertantang. Padahal, loh ngapain gue nantang paranormal? Ngapain juga paranormal ngurusin yang begituan? Mending ngurusin negara.
Q17
Kalau pandangan Anda soal santet?
Selama ini sih, saya pribadi nggak percaya tentang santet, pelet, penyembuhan gaib. Ngapain ada dokter? Semuanya aja sembuhin dengan cara itu.
Q18
Musik seperti apa yang Anda dengarkan?
Gue macem-macem. Kebetulan gue nggak terlalu suka musik, paling mendengarkan musik kayak Enja, Sarah Brightman, Gregorian. tapi bini gue suka banget musik. Jadi dia atau asisten gue yang nge-burn-in gue CD. Dengerin di mobil, jadi akhirnya gue tahu lagu-lagu baru. Tapi gue nggak tahu lagunya siapa. Jadi, mereka yang nge-burn-in dan secara kurang ajar masukin ke tempat CD gue [tertawa.]
Q19
Tidak menyukai musik keras malah ya? Menyeramkan di luar, di dalemnya lembut?
Saya baik hati. Kalau metal segala macem saya nggak suka. Menurut saya nggak ada seninya. Nggak ngerti lah, teriak-teriak doang. [tertawa]
Q20
Padahal, Anda identik dengan kegelapan.
Then again, it’s a matter of character. Marylin Manson aja kan guru TK.
20Q DEDDY CORBUZIER
Teks Soleh Solihun
Foto Bayu Adhitya
Best Asian mentalist bicara soal rasanya mencabuti rambut, pentingnya memertahankan karakter dan kenapa keluarganya mirip dengan The Adams Family.
Q1
Sejak memutuskan untuk berdandan begini, Anda telah berkomitmen ya?
Yang namanya karakter, berarti mulai pagi hari, elo harus punya karakter. Banyak orang nanya, elo jalan-jalan ke mall aja, make up. Gue balik lagi, Kris Dayanti ke mall kan seperti biasa. Pemikiran gue begini, kenapa di teve dia seperti itu, karena dia ingin terlihat seperti itu. Harusnya dia punya tanggungjawab yang sama. Itu yang gue lakukan. Elo ketemu gue di manapun, elo akan melihat gue yang ada di teve. Jadi, masyarakat tidak menganggap itu hanya make up, hanya topeng.
Q2
Butuh kerja keras kan?
Ya rambut kan dicabutin dua hari sekali. Makanya sambil dicabutin sambil ngomong, cari duit susah, cari duit susah. [tertawa]. Tidak semudah itu kita bisa sukses. Apalagi gue mulainya dari nol.
Q3
Momen terberat dalam karir Anda?
Ya saat Kalina hampir mati. Latihan memang, tapi dengan lingkungan yang terkontrol. Pada saat itu, kami tidak mengharap akan selama itu. Tapi, in other hand, kami mengalahkan Houdini, karena lebih lama. [tertawa]. Jeleknya, dia pingsan, sampai gagal nafas. Itu momen yang paling berat. Dan itulah, sulap walaupun ada teknisnya, ada rahasianya, bukan sesuatu yang mudah. Salah sedikit, aja itu fatal. Apalagi permainan yang menyangkut diri.
Q4
Kalau dalam hal perjuangan meniti karir?
Kalau bicara perjuangannya, berat. Gue sempet show sama Indra Safera dan Titi DJ. Mereka diminta tanda tangan, gue ngangkut koper, nyari taksi. Belum lagi, tekanan dari teman-teman, orangtua, elo mau makan apa dari sulap? Cuma, orangtua saya waktu itu mengatakan, elo mau ngapain aja, asal kuliah elo selesaikan. Sulap itu the art of magic itu sebenernya seperti the art of dreaming. Apapun yang elo mimpikan, bisa elo wujudkan. Elo mimpi terbang, harus bisa terbang. Gue mimpi bisa prediksi masa depan, gue harus bisa memprediksi. Bikin orang seperti X Men gue harus bisa. Banyak magician yang merasa dia bisa mewujudkan mimpi-mimpinya, akhirnya mengabaikan formal education. Gue tidak menomorduakan formal education. Makanya gue punya master di Parapsikologi. Gue dosen tamu di UI, ngajar psikologi. Banyak seminar yang bukan sulap, bisnis, branding. Banyak magician yang uneducated. Very uneducated. Bagaimana mereka menjadikan sulap sebagai bisnis, kalau mereka uneducated. Itu juga salah satu penyebab sulap di Indonesia kurang berkembang. Mereka tidak mengerti, bahwa magic can be a very good business.
Q5
Berapa kali dalam setahun Anda memikirkan trik baru?
Ada sekali. Jadi, gue membuat sebuah program bahwa setiap tahun, gue harus ada sesuatu yang dibicarakan masyarakat. Contohnya, waktu itu nyetir nutup mata. Bantu polisi nyari bahan hilang. Pernah nebak headline KOMPAS. Itu semuanya under schedule. Terakhir kali gue muncul di serial TV, “Mentalist in Action” di TV7 tiga tahun lalu. PR kita harus kuat. Kebetulan PR-nya gue sendiri. Contohnya, gue bikin buku “Mantra,” ini buku psikologi, nggak ada sulapnya sama sekali. Nanti gue bakal nerbitin buku lagi, “The Book of Magic.” Buku sulap paling tebal di Indonesia. Paling komplit, mahal. Ada Romy Rafael, Demian, semua anak-anak Pentagram. Ada yang nanya, kenapa tahun lalu gue nggak buat apa-apa. oh, tahun lalu gue married. Gue nggak perlu buat apa-apa. Itu kan udah seperti sebuah jualan.
Q6
Ketika menikahi Kalina, Anda memikirkan soal dia bisa dibentuk sesuai imej Anda?
Oh iya, sudah dipikirkan. Sampai Kalina itu adalah nama ciptaan saya. Nama aslinya Rani. Ketika saya pacaran sama dia, saya ditanya wartawan, saya beri nama Kalina. Karena nama Rani tidak menjual. Dia model, tidak bisa sulap. Saya membuat karakter wanita yang bisa maen sulap. Model bok, apa gothic-nya? Akhirnya gue bikin semua hitam. Rambut dipanjangin.
Q7
Itu salah satu bukti keahlian Anda berkomunikasi?
Kalau mau dibilang, Kalina itu ciptaan, sosok Kalina itu nggak ada. Romy Rafael itu nggak ada, gue nyiptain Romy Rafael. Demian itu nggak ada, gue nyiptain sosok. Karakter itu gue yang nyiptain semua.
Q8
Waktu anak Anda ulang tahun, dia melakukan trik membengkokan sulap. Ini bagian dari promosi Anda?
Jadinya seperti The Adams Family ya. [tertawa]. Buat gue, sulap itu komoditi. Sesuatu yang memang bisa kita kembangkan. Balik lagi, seperti jual barang deh, yang mahal merk barangnya kan?
Q9
Punya pakaian selain warna hitam?
Kebetulan, gue nggak punya. Semua wardrobe pun. Sampai celana dalam gue. Mau lihat? [tertawa]. Nah, ini salah satu penciptaan karakter. Apa yang ingin masyarakat lihat. Makanya ada orang nanya, ‘kenapa sih elo pake item-item?’ supaya elo nanya. [tertawa]. Anak gue aja, gue pakein baju item-item. Makanya, banyak wartawan nanya, ini kan pemaksaan kehendak. Anak gue kan belum punya kehendak. Baru lahir dong.
Q10
Berapa banyak yang melihat sosok Anda di luar kostum ini?
Paling keluarga dan kru. Janjian sama orang biasa aja gue dandan. Temen lama aja, kadang-kadang gue make up-an.
Q11
Melelahkan?
Melelahkan melelahkan, boring ya boring. Tapi, then again it’s a matter of character. Gue nggak akan bisa membuang karakter itu. Kalau berubah sih bisa. Beberapa bulan lalu, sempet numbuhin jenggot dan kumis. Satu-satunya masyarakat melihat gue tanpa make up di teve ketika ayah gue meninggal. Mau ngomong apa? Ya itu kan, satu hal yang tiba-tiba. Kalau gue make up, namanya kurang ajar. Ini fleksibel, tapi dalam artian branding can be modified, but can not be changed.
Q12
Di situs, Anda mengaku best Asian mentalist? Tidak takut dikira sombong?
Oh nggak. Karena pada tahun 2003, ada perkumpulan magician di Asia yang mengadakan lomba sulap dan gue menang. perlombaan trik dan kreativitas. Ada beberapa permainan yang dianggap bagus. Terus performance gue dilihat juga.
Q13
Yang paling aneh yang pernah dikira orang tentang Anda?
Ada orang-orang yang datang ke gue mau pasang taruhan, judi bola. Karena ngelihat gue bisa nebak headline Koran. Bisa nggak minta tolong. Sampe ngemis-ngemis, bilang punya hutang seratus juta. Gue jawab jujur aja, kalau gue bisa gue pasang sendiri [tertawa]. Itu akhirnya gue terangin lagi, eh ini entertainment. Ini bukan hal-hal seperti itu.
Q14
Dan ada yang percaya Anda punya jin ya.
Oh kalau itu gue selalu bilang, gue punya banyak. Ada LEA, Levi’s. [tertawa]. Intinya kalau saya belum lihat, saya belum percaya. Sampai saat ini sih belum pernah. Wah susah banget ngelihatnya. Bagaimana caranya?
Q15
Pandangan Anda soal paranormal?
Saya tidak mengatakan efek-efek paranormal itu nggak ada. Tapi kalau di dunia sulap, kami bisa menduplikat efek-efek paranormal. Banyak paranormal yang palsu. Kalau gue mengatakan banyak, berarti bukan semuanya palsu. Ada yang asli? Oh gue belum ketemu. Karena gue nggak pernah nemuin paranormal. Ngapain gue nemuin paranormal? Jadi banyak yang palsu. But then again, it’s a good business buat mereka.
Q16
Waktu itu Anda pernah menantang paranormal untuk menebak tulisan di kertas yang Anda buat.
Gue nggak nantang paranormal. Tapi, nantang masyarakat. Paranormalnya aja yang merasa tertantang. Padahal, loh ngapain gue nantang paranormal? Ngapain juga paranormal ngurusin yang begituan? Mending ngurusin negara.
Q17
Kalau pandangan Anda soal santet?
Selama ini sih, saya pribadi nggak percaya tentang santet, pelet, penyembuhan gaib. Ngapain ada dokter? Semuanya aja sembuhin dengan cara itu.
Q18
Musik seperti apa yang Anda dengarkan?
Gue macem-macem. Kebetulan gue nggak terlalu suka musik, paling mendengarkan musik kayak Enja, Sarah Brightman, Gregorian. tapi bini gue suka banget musik. Jadi dia atau asisten gue yang nge-burn-in gue CD. Dengerin di mobil, jadi akhirnya gue tahu lagu-lagu baru. Tapi gue nggak tahu lagunya siapa. Jadi, mereka yang nge-burn-in dan secara kurang ajar masukin ke tempat CD gue [tertawa.]
Q19
Tidak menyukai musik keras malah ya? Menyeramkan di luar, di dalemnya lembut?
Saya baik hati. Kalau metal segala macem saya nggak suka. Menurut saya nggak ada seninya. Nggak ngerti lah, teriak-teriak doang. [tertawa]
Q20
Padahal, Anda identik dengan kegelapan.
Then again, it’s a matter of character. Marylin Manson aja kan guru TK.
0 Comments