Seringai di Pensi Tarakanita yang Diguyur Hujan Deras
Sabtu [15/11] jalan raya sekitar kawasan Senayan macet parah, terutama yang menuju ke arah JCC dan sekitarnya. Hari itu ada tiga acara besar: pameran komputer, pameran buku, dan Tardigras–pensinya anak Tarakanita.Saya yang kebetulan ada liputan ke JCC, sempat melihat antrean panjang di loket pembelian tiket pameran komputer. Di dalam JCC, bahkan untuk berjalan kaki pun sedikit susah.
Hari itu Seringai jadi salah satu pengisi acara di Tardigras. Sekira pukul empat sore, mereka sempat tak boleh masuk dari gerbang yang ada di depan Taman Ria. Polisi lalu lintas yang menjaga gerbang itu mengatakan Senayan sudah penuh. Tak boleh masuk. Padahal, lima belas menit lagi, Seringai harus tampil di atas panggung.
Panitia Tardigras yang menemui polisi penjaga gerbang sempat beradu argumen.
“Kalian belum ada koordinasi soal lalu lintas,” kata pak polisi.
Setelah panitia laki-laki [kemungkinan besar anak Pangudi Luhur] berbisik-bisik dengan pak polisi itu, rombongan Seringai pun boleh masuk gerbang. Di dalam area Tardigras [di lapangan ABC, tepat di sebelah JCC], tak terlalu penuh dengan orang. Entah karena faktor masih sore. Entah karena faktor lalu lintas yang menggila.
Yang jelas, setelah Seringai tampil, hujan turun dengan deras. Membuat lapangan becek [Tapi tenang, masih ada ojek di depan. Hehe]. Tak di sekolah, tak di luar sekolah, air sepertinya senang sekali kepada Tarakanita. Dan sepertinya pawang hujan yang disewa mereka hari itu, tak akan mendapat order lagi dari Tarakanita. Akan tercoreng lah CV si pawang hujan. Ini membuat Tardigras punya akronim Tarakanita diguyur hujan deras.
Ah sudahlah. Saya sedang malas menulis. Ini juga saya posting karena akhirnya komputer saya punya Photoshop juga.
0 Comments