Bersenang-senang Bersama Sheila On 7
Barusan saya nonton konser musik lagi.
Setelah entah berapa lama saya tak datang ke konser musik.
Minggu [30/11] tadi, di Rolling Stone Cafe, shoppingmagz.com mengadakan pesta ulang tahun mereka yang ke-2. Saya diminta jadi MC, bersama Carol ah saya lupa nama belakangnya yang jelas nama suaminya dan si Carol itu ternyata salah seorang finalis VJ Hunt angkatan berapanya saya lupa.
Acara hari itu diberi nama Soundpark, entah permintaan sponsor entah konsep dari redaksi shoppingmagz, yang jelas, sejak jam 12 siang, acara sudah dimulai. Ada beberapa booth memeriahkan suasana, dengan berbagai macam dagangannya. Sebelum break adzan magrib, DJ Dipha Barus dan The Overtunes tampil duluan.
Beberapa perempuan berteriak kegirangan entah histeris entah tulus entah berlebihan supaya terdengar seru saja, ketika The Overtunes tampil. Mereka punya lagu andalan “Sayap Pelindungmu” yang tak ada hubungannya dengan pembalut yang memakai sayap supaya anti bocor.
Selepas break magrib, saya diminta stand-up sepuluh menit. Carol memberi perkenalan dengan kalimat ‘He is very funny’ yang sebenarnya salah satu pantangan dalam mengenalkan stand-up comedian. Haha. Bukan apa-apa, kalau dikenalkan dengan cara begitu, ekspektasi orang sudah dibangun dulu, dan beban psikologis jadi bertambah. Haha.
Yah so so lah, hasil saya. Dari sepuluh menit, selang seling terdengar tawa orang. Hahahaha. Saya tak suka stand-up dengan kondisi jauh dari penonton dan tak bisa melihat wajah dan mata mereka dengan jelas. Maklum, saya bukan tipe stand-up comedian yang jago dan membawa bekal materi. Saya selalu sebagian besar mengandalkan reaksi orang yang saya lihat.
Langsung skip saja ya ke inti dari kenapa saya ingin membuat tulisan ini. SORE dan Shandy Sondoro tampil setelah break magrib.
Yang tampil terakhir adalah yang dinanti sebagian besar mereka yang datang. Yah tak perlu terkejut lagi lah ya, kan dari judulnya Anda sudah tahu siapa yang saya maksud.
Sheila On 7.
Belakangan ini, nama mereka naik kembali. Maaf untuk Sheila Gank yang mungkin merasa kalimat tadi tak tepat. Maklum, saya merasa beberapa tahun belakangan, nama Sheila On 7 tak terlalu berkibar. Entah salah perusahaan rekaman yang tak bagus mempromosikan albumnya, entah industri musik Indonesia sedang dihajar oleh terpaan promosi band-band baru.
Saya merasa terhibur dengan penampilan Sheila On 7 beberapa jam tadi. Makanya, jam segini saya masih punya semangat untuk menulis.
Terakhir saya melihat Sheila On 7 manggung adalah hampir dua tahun lalu, di Yogyakarta, dalam rangka konser ulang tahun mereka yang ke-17. Waktu itu Tetta masih hamil 4 bulan. Konser yang menyenangkan.
Saya mau buat pengakuan. Waktu Sheila On 7 pertama kali muncul, dengan lagu “Dan”, saya tak tertarik. Ada beberapa faktor: lagu “Dan” tak terdengar bersemangat buat saya, malah terdengar lemas, waktu itu mereka sedang naik daun dan saya gengsi untuk menyatakan suka karena takut merasa ikut-ikutan selera pasar, dan mereka tak terlihat keren secara visual. Haha.
Sebenarnya, waktu masih periode tak mau mengakui kalau Sheila On 7 itu lagunya bagus dan enak, saya diam-diam selalu merasa terhibur. Momen yang membuat saya mulai luluh ego dan mulai tak malu mengakui bahwa mereka bagus, adalah ketika lagu “Sahabat Sejati” muncul. Lirik dan musiknya memikat hati saya. Salah satu lagu bertema persahabatan yang bagus, adalah “Sahabat Sejati”, selain tentu saja “Belum Ada Judul” punya Iwan Fals.
Selain lagu itu, lagu yang menempati urutan paling atas di daftar kesukaan saya pada Sheila On 7 adalah lagu “Sebuah Kisah Klasik.” Dalam menjalani hari, lirik lagu itu selalu mengena hingga sekarang, terutama bagian “Bersenang-senanglah, karena hari ini akan kita rindukan.”
Sebuah pesan penting tentang menikmati hari. Tak usah terlalu mengkhawatirkan apa yang akan terjadi di hari depan, syukuri dan nikmati hari yang sedang kita nikmati. Saya satu visi dalam hal ini. Memang, lagu itu bercerita tentang perpisahan dengan teman, tapi bagian lirik yang tadi saya tulis, itu adalah kalimat yang buat saya menjadikan lagu itu penting.
Eross Chandra adalah salah satu penulis lagu yang bagus. Waktu saya masih dalam tahap denial menyukai Sheila On 7, saya menganggap mereka hanyalah band pop dari Yogya yang tak akan bertahan lama. Apalagi ada yang bilang, namanya On 7 berakibat mereka hanya akan on selama 7 tahun atau 7 album saja. Kalau nama Sheila sih nama perempuan. Saya pernah bertemu dengannya, dia salah seorang jurnalis Cosmo Girl! Waktu masih kerja di Trax Magazine, ruangan redaksi kami berdampingan, makanya saya bisa kenal. Wajahnya manis, pantas lah dijadikan nama band. Saya tak akan mengeluh soal itu.
Kembali ke Eross. Sebagai penggemar The Rolling Stones, saya menemukan pengaruh Keith Richards dalam gaya bermain gitar Eross. Dan itu membahagiakan. Eross bisa membawa pengaruh Keith ke dalam lagu pop yang komersil.
Saya sudah makin mengantuk, sodara-sodara.
Sebelum mengakhiri tulisan ini, saya cuma mau cerita, tadi mereka bermain lebih dari satu jam. Beberapa kali Duta–entah karena merendah entah karena minder entah bercanda–menyebut mereka sebagai band baru. Tapi malam itu mereka membuktikan bahwa, mereka tak hanya on selama tujuh tahun atau tujuh album. Mereka masih menarik dan menunjukkan bahwa kualitas mereka bukan band baru, atau band yang sudah habis daya tariknya.
Cuma satu kekurangannya: official merchandise mereka tak menarik buat saya. Tadinya mau beli kaos mereka, eh dari sisi desain dan bahan, hasilnya kurang oke. Sayang sekali ya.
Tapi tadi, mereka membuat saya dan banyak orang yang hadir, bahagia dan bersenang-senang.
Terima kasih ya Sheila On 7.
14 Comments