Nilai: 3 dari 5 bintang.

Uhuk. Sudah lama saya tak menulis review album.

Mendengarkan reggae atau ska, biasanya akan mendapat sensasi yang menyenangkan. Sejelek apapun lagu ska atau reggae, biasanya saya bakal merasakan sisi bagusnya. Ini adalah album kompilasi persembahan PUKULRATA Records dari Bali. Nama ini menimbulkan kesan di benak saya: antara mereka semangatnya kebersamaan (semua kedudukannya sama) atau perlawanan (ingin memukul rata musuhnya). Hehe.

Yang jelas, semangat kebersamaan itu cukup terasa di album ini. Sebuah album kompilasi yang baik biasanya akan terasa benang merah dari lagu pertama hingga terakhir. Apalagi album kompilasi dari komunitas yang relatif belum dikenal banyak orang, biasanya ada semangat yang sama: ingin berekspresi, mendokumentasikan, dan mengenalkan musiknya ke publik yang lebih luas.

Seperti judulnya, Never Forget Your Roots, mereka yang terlibat di album ini, ingin berbagi dengan kita, kecintaan pada ska dan reggae, dan menunjukkan hasil interpretasi mereka dari pengaruh dua aliran musik itu pada karya mereka. Ini adalah bukti penghargaan mereka pada musik yang mereka cintai: sebuah dokumentasi yang apik. Yah minimal, kalaupun band-band yang terlibat di kompilasi ini tak berumur panjang atau tak menjadi lebih besar lagi namanya di skena musik, karya mereka sudah terdokumentasikan.

Ada delapan lagu di sini, dan satu hidden track yang tak terlalu tersembunyi karena di halaman dalam bungkus CD ini, tertulis detilnya. Hehe. Biasanya hidden track sih tak ditulis infonya.

Lagu pembuka di album ini adalah “Percuma” dari The Croto Chip. Kalau Anda de ja vu dengan vokal serak di sini, itu mungkin karena Anda sudah akrab dengan Superman Is Dead. Bobby Kool hanya memakai nama Bob di sini. Mereka memainkan ska dengan suasana ceria yang menyenangkan dan menyanyikan lagu tentang meminjam korek. Saya tak tahu lirik lengkapnya. Tak ada info soal lirik di CD ini.

Lalu ada “That’s Wrong” dari Pride of Lion yang membawakan reggae enerjik tentang dua tips bahagia: let it go dan take it easy.

Lagu ketiga, adalah “Struggle Sun” dari Roots Radicals. Dua kata: Rancid banget. Yah dari nama band nya saja, mereka yang tau Rancid pasti bakal tau dari mana mereka mengambil namanya. Tak hanya struktur lagu, tapi juga karakter vokal. Berhubung saya suka Rancid, jadi saya anggap saja ini sebuah penghargaan buat Rancid.

Lagu keempat adalah “Blazin” dari Garden Grove. Lagu favorit saya di album ini. Mereka memainkan reggae yang tenang. Seperti mengajak kita ke pinggir pantai, di mana angin bertiup sepoi-sepoi, dan matahari terbenam ada di depan kita, dan mengajak sing along di bagian paling enak di lagu ini: “Let this music set you free. Higher than the mountain. Deeper than the sea.”

“Bintang Terang” dari The Kool Katz ada di urutan kelima. Irama lagu yang menghentak mengajak kita berdansa dengan lirik optimistis soal persahabatan yang dibalut brass section manis. Sedikit bocoran: Vendetta sang penabuh drum, lebih dikenal dengan nama JRX.

Lalu ada “Brotherhood ” dari Ska Teenagers Punk. Sebuah lagu yang enerjik, dan seperti nama bandnya, musik mereka adalah semangat punk rock dicampur dengan bumbu ska.

Lagu ketujuh adalah “Jackknife Blues” dari Jackknife Blues. Ini adalah pertemuan antara ska dengan rockabilly dan sedikit aroma blues.

Lagu kedelapan adalah “Senja” dari The Street Wolf. Dua kata: reggae tongkrongan. Hanya dengan iringan gitar akustik dan vokal serak yang auranya gahar, membuat saya terbayang dua pria sedang nongkrong dan bernyanyi sambil melihat orang berlalu lalang.

Lalu ada hidden track yang entah apa judulnya, tapi mereka menamakan dirinya Speaker Separatis. Tapi di sebelahnya, ada nama Soundbwoy Dodix Champion Sound. Soundbwoy Dodix adalah co-producer di album ini. Dia meramu dub music yang dipadu puisi (atau, ‘middle finger’ kalau meminjam istilah yang dipakai mereka) Vendetta alias JRX.

“Tunggu aku di jalan!” katanya.
“Jari tengah adalah diplomasi terbaik,” katanya lagi.

IMG_8885-0.JPG

IMG_8886-0.JPG