Belahan dada. Bahasa Inggrisnya, cleavage.

Pemandangan indah, bagi laki-laki normal. Mungkin Anda perhatikan, belakangan ini, di media massa–baik cetak maupun elektronik, kecuali radio ya, karena tak terlihat juga–ada kebijakan menyamarkan atau mengaburkan foto perempuan yang berpakaian seksi, misalnya pake tank top atau gaun atau apapun jenis pakaiannya, yang mengindikasikan ada garis di antara dua dada perempuan.

Saya tak tahu, kebijakan ini muncul atas dasar apa. Mungkin ada yang pernah ditegur Komisi Penyiaran Indonesia, atau karena mereka yang memimpin media massa sekarang, adalah orang-orang religius yang sangat memerhatikan aurat perempuan. Atau, meniru kebijakan film porno dari Jepang yang biasanya mengaburkan gambar alat kelamin. Atau, mungkin ada masukan dari para perempuan yang iri dan dengki melihat para perempuan yang punya belahan dada. Bukan apa-apa, menurut saya, kebijakan ini agak diskriminatif. Perempuan yang dadanya kecil, meskipun memakai tank top, tak dikaburkan, karena tak ada belahannya.

Kebijakan ini cenderung berlebihan. Soalnya, kadang ada yang fotonya biasa saja, tahu-tahu sudah dikaburkan di sekitar dada. Yang lebih menggelikan, seringkali, ada yang memberitakan soal artis ini berpose seksi, terus fotonya dikaburkan. Lah, kalau memang tak mau orang penasaran mah, jangan ditulis beritanya. Ditampilkan tak boleh, tapi dibahas. Apa maunya sih? Kan orang yang membaca beritanya, malah bisa meneruskan pencarian di Google. Kecuali tentu saja, mereka yang di telepon genggamnya memakai paket gaul yang cuma bisa chatting dan membuka media sosial.

Keluhan ini bukan semata-mata karena saya pervert ya, tapi menurut saya, ya kalau memang tak mau menampilkan foto perempuan dengan belahan dada, ya sekalian saja, jangan ditampilkan. Jangan setengah setengah.

Lagian, kasihan loh, mereka yang sudah berniat tampil seksi dan ingin dilihat banyak orang, apalagi sudah keluar biaya mahal untuk memperbesar ukuran. Hehe.

Eh iya, berarti sekarang ada metode baru buat para artis perempuan yang ingin terlihat besar ukuran dadanya. Tak perlu lah operasi plastik yang mahal. Cukup bilang saja ke media massa yang memuat foto atau tayangan mereka, tolong dikaburkan di bagian dada. Dengan begitu, orang akan berasumsi bahwa dada mereka besar, dan belahannya cukup berbahaya buat ditampilkan.

Dan buat para tersangka kejahatan, kalau takut mukanya masuk berita, sekarang tak perlu menutupi pake jaket atau baju, dan jalan merunduk di depan kamera. Sekarang tinggal tutupi saja kepala mereka dengan foto belahan dada paling besar sehingga media otomatis mengaburkannya.

Sebagai penutup tulisan singkat minim manfaat ini, buat Anda yang ingin tahu lebih banyak soal belahan dada, ternyata ada 10 macam loh. Yah setidaknya kata situs ini.